
Berbicara dan bercuap – cuap setiap waktu adalah aktifitas orang – orang yang mempunya indra pada bagian pembicaraan itu. Bisa berbicara adalah suatu kebahadiaan bagi kita yang mempunyai alat bicara dan bisa untuk bicara, tidak seperti mereka yang cacat dan tidak bisa untuk berbicara. Mulut yang merupakan alat bicara dapat membuahkan hasil yang baik dan juga buruk.
Kebaikan itu didapatkan atas kerja yang dilakukan melalui mulut, bercuap – cuap. Tapi walaupun seperti itu, saya mengatakan perkataan adalah suatu keburukan. Seorang mempunyai mulut yang mengeluarkan kata, mempunyai damfak yang sangat buruk pada sekitar kita. Saya sangat jarang untuk berfikiran kalau kata yang akan saya keluarkan akan membuahkan ahasil yang buruk.
Saya adalah orang yang senang dengan yang namanya ngobrol, bicara banyak. Dengan semua itu saya sangat jarang memperhatkan apa kata yang mesti saya keluarkan, mungkin hampir sama dengan semua. Tapi masih banyak juga yang keliatan bisa mengontrol perkataannya. Kapan saya bisa seperti mereka, lebih banyak berdia diri, tidak suka yang namanya lelucon “kataku sambil mengingat perkara”.
Hati – hatilah dengan semuanya yang akan keluar dari mulut kita semua. Perkataan yang menurut kita itu baik, belum tentu baik ditelinga orang lain. Kurangilah lelucon yang sangat tidak penting ada, bahkan dengan lelucon yang banyak menimbulkan konflik.
Perkataan yang kulewatkan sepintas membuahkan keburukan dan musibah bagiku. Seorang sahabat yang setiap harinya saya main, saling manja-manjaan dan sebagainya tersinggung dengan kata yang telah kukeluarkan dan sangat marah padaku. Sesuatu yang buruk bagiku dan terus menjadi beban fikiranku. Sesuatu yang tak pernah kuharapkan, terjadi dengan sepintas dan menimbulkan konflik dan masalah buatku. saya bisa berharap semuanya bisa berlalu denga cepat.
Ya Allah, saya harus berbuat apa dengan apa yang sudah terjadi saat ini?, apakah saya akan terus seperti ini? Diam, tanpa ada hal yang harus kulakukan? Usahaku yang pertama gagal, kata maav yang kusampaikan padanya belum dikembalikan. apalagi ya Allah yang harus kulakukan?. “kataku dalam hati”. Saya bisa tetap keliling dengan mereka teman yang lain dan menikmati semuanya, senang sama – sama, tapi saya selalu ingat apa yang sudah terjadi pada saya dan sahabatku ini.
Teman maavkan saya, semua itu hanya permainan, saya tidak pernah mempunyai tujuan dengan apa yang dikatakan oleh dirimu sobatku. Saya, kamu dan mereka adalah satu, kita keluarga. Tidak ada yang dinamakan ini teman saya dan itu teman saya. Tidak seperti itu sobat, kita adalah keluarga dan bekerja sama – sama. Sekali lagi maavkan aku teman “ucapan dalam fikiranku yang tak kesampaian”.
Banyak orang yang mengatakan saya adalah orang baik. Tapi dengan pujian mereka yang mengatakan saya baik sangat berbanding dengan apa yang sudah dikatakan. Kebaikan itu menurut kalian yang kadang mengeluarkan kata yang biasanya tidak diinginkan hal seperti itu dan mungkin menurut kita tidak ada yang terjadi, bisa membuat konflik yang cukup besar.
Kadan g ku berfikir, lebih baik salam keramaiannya mereka saya diam saja, kadang perkataanku yang menutupi kebaikan yang dikatakan mereka “tandasku”. Buatku sangat susah menjadi orang yang sabar dan jujur. mengambil contoh dari saya. Dari sananya memang saya seperti ini dan sudah merupakan ciri khas saya. Keinginan itu akan gugur dengan sendirinya.
Hati – hati kawan, lisan itu adalah racun yang biasanya akan tiba – tiba membunuh. Putus silaturahimi juga adalah hal yang buruk. Jaga lizan tanpa ada sesuatu yang terjadi pada dirumu dan cukuplah anda hanyalah seorang pendengar dan mempelajari hal tersebut. Lisan adalah racun dunia yang kadang mematikan orang.
MAAV kawan, kudatang padamu agar kamu bisa memavkan saya dan mungkin teman2 lain. Saya sangat bersalah dengan tindakan yang kuambil.
MAAVKAN MAAVKAN MAAVKAN
0 komentar:
Posting Komentar