Saat ini adalah saat-saat yang sangat menegangkan bagiku. Sebagai anak kuliah yang pastinya dituntut untuk menjadi yang terbaik oleh keluarga dirumah. Kenapa saya mengatakan saat ini adalah saat-saat menegangkan dan menakutkan bagiku, itu semua karena pengalaman yang pernah terjadi padaku yang membuat seluruh teman-teman saya repot hanya karena saya seorang yang tak berguna baginya.
Nilai sangat berpengaruh dengan semuanya, tidak bisa melanjutkan apa yang kuinginkan apabila nilaiku jelek, padahal orang yang ada dirumah menginginkan yang terbaik. Sedangkan saya berfikir saya tidak akan pernah bisa menjadi yang terbaik. Saya tidak bisa memaksakan pelajaran itu bisa saya mengerti dan saya kuasai. Saya sangat terlambat, pelajaran yang sedang berlangsung sudah sangat jauh. Saya yang lulus di Universitas kebanggaan orang-orang yang ada di Indonesia Timur ini yang merupakan pilihan ketiga, yang jurusannya tak pernah sama sekali saya pelajari.
Tapi saya tetap melanjutkan karena saya merasa, dari awal mereka tidak menginginkan saya kuliah tapi saya tetap nekad dan saya harus mempertanggungjawabkan kenekatan saya pada tahun 2009 lalu. Saya harus mendapatkan sesuatu setelah menjadi mahasiswa terlebih setelah lulus nanti. 3 semester saya lewati kumerasa tidak sanggup dengan semuanya, namun kutetap terus berusaha untuk belajar dan bertahan di dalamnya.
Semester 3 lalu semua temanku sibuk karena saya, saya dapat hukuman karena nilai yang terus menurun sehingga saya harus berusaha sendiri untuk tetap bisa melanjutkan kuliah. Stress yang sangat besar yang pernah kurasakan pada saat itu. 3 angkatan saya di Unhas ini semua tau dengan masalahku hanya karena kebiasaanku yang terus menulis semua apa yang saya rasakan.
Pada saat mereka mengetahui, mereka langsung bersibuk-sibuk hanya untuk membantu saya untuk tetap bisa bersama mereka. Di Padewakkang, mereka mengatakan “kamu harus tetap lanjut, kita bersama sampai seterusnya, kita masuk sama-sama dan kita juga harus keluar sama-sama. Saya sebagai lelaki yang cengeng sering mengeluarkan air mata pada saa itu, hanya karena terharu dengan perlakuan mereka. Berbagai macam cara di lakukan hanya untuk saya pribadi. Di Ebs tanpa kata langsung menyelesaikan semua dan saya pasti tetap melanjutkan kuliah.
Kuberfikir, apa istimewahnya saya kawan. Kalian sangat perhatian kepada saya. Namun hanya terima kasih yang bisa saya ucapkan, tapi tak langsung kepada mereka, karena ku tak tahu siapa yang menyelesaikan semua. Kuberterima kasih kepada Allah yang menyaksikan semuanya. Dan saya mengambil keputusan, saya harus bisa dalam suatu bidang. Saya sadar kecil kemungkinan untuk bisa menjadi Sarjana Sastra yang bisa menguasai Jurusan saya. Tapi saya harus bisa menguasai semua pelajaran yang saya dapt di Organisasi.
Dan sekarang Final semester 4 sudah selesai dan saya merasakan di jurusan memang tidak/sudah kumendapatkan apa yang ada. Tapi saya rasakan bahwa sudah banyak yang saya dapatkan di bidang lain di Organisasi saya. Dan saya sudah yakin inilah yang akan saya bawa keluar nanti menuju dunia kerja, bukan label Jurusan saya. Saya bangga bisa di Organisasi ini, begitu banyak pelajaran dan ilmu yang saya dapatkan.
Dengan selesainya semester 4 saya langsung mengatakan saat – saat yang menegangkan, saya takut dengan terulangnya yang lalu. Saya tidak mau merepotkan kawan-kawanku lagi. Saya harus bisa dan bisa menyelesaikan sendiri kalau memang ada masalah. Tapi semoga saja, tidak ada apa-apa yang terjadi, dan saya mendapatkan nilai yang baik. Agar semua bisa bahagia dan senang dengan hasil yang kuraih.
Tapi saya masih takut dan maih menegangkan dengan apa yang akan terjadi nanti, apakah saya akan tetap lanjut atau apa yang akan terjadi.
Ya Allah, berikanlah kemudahan kepada Hambamu. Berikanlah yang terbaik. Jaukanlah masala padaku.
SMANGAT AIM
0 komentar:
Posting Komentar