

Kenapa hidup saya seperti ini terus, kapan saya bisa seperti mereka yang ketika menginginkan sesuatu, selalu ada? “ucap arman serasa menyesali kehidupannya”. Arman yang hidup bersama keluarganya disebuah rumah kontrakan yang tak jauh di pusat kota. Rumahnya sangat memprihatinkan, ruang tamu dan tempat tidur itu Cuma ada satu (ruang tamu sekaligus tempat tidur). Padahal mereka tinggal berlima, selain arman yang hidup dirumah itu, ada ibu dan ayah juga dua adiknya. Bukan hanya keadaan temapt tinggal mereka yang memprihatinkan, tapi juga kehidupan sehari – harinya yang bergantung pada sang kepala keluarga yang tidak tentu pendapatannya setiap hari.
Walaupun seperti itu, Arman dan adiknya tetap sekolah. Arman yang sudah cukup dewasa, sedang melanjutkan pendidikannya di salah satu Universitas ternama di Indonesia dan terbesar di Indonesia Timur (UNHAS). Sang adik sekolah di TK dan satunya lagi masih keccil. Arman kadang melamun dan memikirkan keadaan keluarganya, bahkan kadang menyeselai keadaanya yang seperti itu. Tapi semua itu hanyalah aduan kepada sang pencipta, setelah memikirkan hal seperti itu, Arman akan langsung berfikir positif, saya pasti bisa.
Ya Allah, Kapan saya bisa membahagiakan Orang tuaku yang saat ini saya masih sekolah, bahkan masih ijo disekolah itu. Berbagai macam cara dilakukan Arman untuk tidak membuat orang tuanya tidak terlalu banyak mengeluarkan uang untuknya, padahal dia mahasiswa. Pastinya banyak yang dibutuhkan seorang Mahasiswa, selain makan tiap harinya, buku mata kuliah dan banyak lagi yang biasanya tiba-tiba datang.
Arman selalu berusaha untuk tidak terlalu menyusahkan orang tuanya, walaupun setiap hari orang tuanya selalu memberikan uang saku ketika kekampus, Tapi Arman selalu tinggal di kampus selama beberapa hari. Itu salah cara yang dilakukan arman untuk tidak terlalu banyak merepotkan orang tuanya. Untuk buku kuliah, hanya ada beberapa buku yang di beli, selain itu Arman hanya pinjam dan modul yang katanya wajib dimiliki itu dia scan.
Arman kebanyakan hidup diluar rumah, Arman mempunya teman yang sangat banyak. Banyak yang senang dengan Arman, katanya Arman itu baik dan enak untuk dijadikan teman, sahabat atau saudara. Betul, semua itu terbukti dengan keadaan dilingkup fakultas arman, sangat jarang orang yang tidak kenal dia asalkan orang itu dimulai dari angkatannya sendiri.
Arman yang kuliah setiap walaupun tidak ada sama sekali pengetahuan yang dibawa dari sebelumnya kedalam jurusannya dia. Tapi Arman tetap ikut untuk belajar, dan pastinya juga aktif dalam perkuliahan itu, karena difikiran Arman, dia harus bisa membahagiakan orang tuanya dengan cepat. Arman juga tidak mau untuk tinggal lama dikampus untuk menghabiskan uang yang seharusnya sudah bisa meninggalkan kampus untuk terjun kedunia kerja.
Karena kuliah Arman tiap harinya itu bukan bidangnya, bahkan tidak ada sama sekali yang diketahui. Arman selalu mencari sensasi untuk mencari ilmu atau pengetahuan diluar perkuliahan. Saya harus bisa mempunyai pengetahuan lebih dikampus ini, bukan hanya pelajar saja. “ucap arman sambil memikirkan dengan cara apa dia bisa seperti itu.
Beberapa bulan Arman hidup dilingkungan kampus, akhirnya dia mendapat solusi untuk bisa menambah ilmu selain di jurusannya yang tak bisa diharapkan. Di Kampus ada yang dinamakan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), lewat itulah arman mengembangkan bakatnya dan mencari Ilmu yang belum dia dapatkan sama sekali. Arman pun mengikuti salah satu UKM yang ada dikampus itu untuk mendukung bakatnya sendiri dan pastinya untuk menambah pengetahuan baru buat Arman.
Arman pun bisa menjadi bagian di dalamnya UKM tersebut, dan pernyataannya itu tidak salah bahwa untuk menambah wawasannya harus melalui lembaga atau UKM yang ada. Arman bisa tampil berani di depan siapa pun dan banyak mengetahui sesuatu masalah keorganisasian. Semua itu tidak Arman dapatkan di bangku perkuliahan tapi dalam suatu lembaga.
Arman sudah mengenal lembaga – lembaga yang ada. Dia pun selalu mengembangkan apa yang sudah didapatkan dari lembaga tersebut dan membawanya ke lembaga – lembaga yang lain. “kaya’nya saya mau kembangkan apa pi yang belum saya tau di lembaga ini” dengan gambaran muka yang cukup semangat, Arman mengucapkan hal itu. Kuliah tetap dilaksanakan, tapi lebih banyak dalam lembaga tersebut. Tidak ada yang bisa saya banggakan pada diriku dengan jurusanku sendiri “ucap Arman kembali”.
Arman sangat senang dan bangga bisa menjadi bagian dari UKM tersebut. Ilmu itu mengalir hanya dari EBS dan pastinya dengan hasi usaha sendiri.
Syukurilah apa yang ada, apa pun itu. Kita tidak bole menyesali apa yang sudah terjadi. Karena sesalan itu bukan hal yang terbaik melainkan bisa membuat hancur semuanya.
Tetap semangat syukurilah apa yang ada.
2 komentar:
arman = k'aim
betul kan? ^^
sapa bilang?
Posting Komentar