



Di pagi hari tepatnya dibulan april tahun 2009, saya masuk sekolah yang letaknya ditengah - tengah kota pas dipinggiran jalan yang sangat ramai dilewati kendaraan. sekolah itu sangat strategis untuk siswa yang naik angkot untuk kesekolah. semua angkot lewat di depan sekolah itu.
"bu saya berangkat dulu ya"
"o iya, hati - hati di jalan"
"iya bu"
seperti biasa, selama tiga tahun sekolah. saya hanya berjalan kaki kesekolah yang jauhnya sekitar 2 kiloan. hari itu juga merupakan hari terakhir saya belajar disekoalh itu karena merupakan hari terakhir ujian nasional. sambil berjalan, saya mengingat masa - masa SMA selama ini dimulai dari kelas satu sampai saat itu yang merupakan hari terakhir saya belajar di sekolah itu.
sekolah berlantai dua yang hanya satu gedung berdiri teguh dan kokoh, juga mempunyai murid yang sangat sedikit. hal itu tidak membuat saya dan teman -teman patah semangat untuk tetap hadir di sekolah itu tentunya untuk belajar. disekolah itu hanya mempunyai empat ruang belajar, satu lab kimia dan satu lan komputer. ruang belajar hanya terisi tiga kelas, kelas satu sampai tiga masing - masing satu kelas dan tidak sampai dua puluh orang disetiap kelas yang seharusnya dua puluh oragn sesuai jumlah kursi yang disediakan.
dengan jumlah seperti itu, saya dan orang - orang yang ada disekolah itu saling kenal tentunya dengan jumlah siswa yang sedikit. saya dan teman - teman sering minder melihat sekolah - sekolah yang lain, mempunyai siswa yang sangat banyak. ketika mereka pulang sekolah, mereka tak bisa dihitung ketika bersamaan keluar dikelasnya. tapi saya yang pada saat itu masih memimpin teman - teman sebagai ketua osis, selalu membuat mereka bangga dengan menghadiri even - event yang dilakukan sekolah - sekolah lain juga menghadiri undangan - undangan yang masuk. sekolah kami keseringan menjadi peserta satu - satunya dari sekolah swasta, itulah kebanggaan kami.
sambil berjalan menju sekolah, fikiranku mengingat teman - teman pada saat masih duduk di kelas X, kami masih banyak pada saat itu, karena keadaan sekolah kami yang seperti saya gambarkan di atas membuat banyak teman - teman yang betah di sekolah kami itu.
"malas kalau begini keadaan sekolah" ucap cici yang merupakan teman kelasku
"iya, saya juga malas" ipa juga ngikut dengan perkataan si cici
"iya ya" fajar, saya dan yang lain pun ikutan
kami semua pernah sepakat untuk pindah dari sekolah itu. tapi saya sih masih berfikir karena saya belajar di seklah itu hanya menggunakan beasiswa. setiap hari kami pasti membicarakan keadaan sekolah kami.
waktu terus berjalan, penaikan kelas pun tiba. kami kehilangan salah seorang sahabat kami yang berjuang selama setahun. si cici yang akhirnya pindah sekolah keluar kota. sebelum penaikan kelas 2 teman kelas kami pun sudah tidak sekolah lagi, si mirna yang juga pinda sekolah dan karno yang berhenti sekolah. kami semakin sepih dalam kelas, tinggal lah beberapa orang di dalam kelas.
saya, fajar, yusran, aya, ifa, vira, wawan, rendy, dan dika yang masih kelas satu pada saat itu dan kami sudah kelas tiga sering ngumpul bareng. kami semua sahabatan walaupun sering terjadi pertengkaran antara kami tapi tetap aja bisa kembali lagi tuk bersahabat.
sampailah saya kerumah fajar. yang hampir setiap harinya saya menjemput fajar ketika kesekolah, setelah itu saya dan fajar menjemput yusran. jadi kami biasanya bertiga ke sekolah.
kami bertiga berangkat kesekolah yang jauhnya sekitar dua kiloan dengan jalan kaki. kalau dihitung sih selama tiga tahun kali jauhnya yang kami jalani, wah sampai dimana ya kita jalan. hehehe
"tak terasa ya, hari ini hari terakhir kita belajar disekolah" ucapku pada teman - teman
"iya ya, sebentar lagi kita akan berpisah. mempunyai aktifitas masing - masing" yusran menjawab
kami masing - masing merencanakan selanjutnya kami akan melakukan apa. apakah kami akan kuliah atau langsung bekerja, kami bertiga mengatakan akan mendaftar kuliah, tapi salah satu teman si fajar masih ragu, fajar juga ingin kerja.
kami pun sampai disekolah dan bertemu dengan sahabat - sahabat kami di sekolah yang tetap berdiri kokoh dipertengahan kota itu. kami kumpul sebelum masuk kelas untuk melaksanakan ujian, selain kami bersahabat dan satu kelas ujian juga ada dua orang guru yang duduk bersama kami. tak lama kemudian kami masuk kelas untuk ujian, perasaan kami sudah campur aduk antara gembira dan sedih. tentunya takut dengan hasil ujian nanti, tapi kami tetap semangat mengerjakan soal - soal yang ada.
ujian pun selesai kami kerjakan, salah satu dari teman ternyata membawa pilox dan menyemprotkan kepakaian salah satu teman, akhirnya kami semua coret - coreta yang belum tau hasil kelulusan kami. semuanya merasa senang, tidak ada yang kelihatan sedih
WAKTU PENGUMUMAN TIBA
saya dan teman - teman kembali berkumpul di sekolah untuk mendengarkan hasi pengumuman. hari itu, kami dikumpul dikelas oleh bapak kepala sekolah, hasil ujiannya disampaikan secara lisan dengan menyebutkan standar nilai yang harus dicapai dan nilai yang kami dapatkan. bukan lagi wajah gembira yang keliatan di wajah kami, tapi semuanya menampakkan wajah ketakutan.
hasi pengumuman sudah disampaikan oleh bapak kepala sekolah, saya merasa senang dengan hasil yang saya dapat (LULUS) ada beberapa orang teman kami tidak lulus dan satu sahabat kami yaitu vira, kesenangan bercampur kesedihan yang kami rasakan, salah satu teman yang merupakan orang tersabar dikelas juga tidak lulus. mereka menjadi sasara teman - teman wanita yang ditangisi. kami tetap memberikan semangat kepada mereka, karena masih ada ujian susulan (Paket C).
KAMI BERPISAH
hari itu kami semua berpisah, pulang dirumah masing - masing juga menentukan apa yang akan kami lakukan kedepannya masing - masing. saya pribadi memutuskan untuk melanjutkan pelajaran saya, karena saya merasa, tidak ada sama sekali ilmu yang saya dapatkan di sekolah. akhirnya saya mencari info untuk kuliah, saya tidak mencari kampus yang bagus, tapi melihat biaya yang digunakan kampus itu. saya mendengar info kalau kampus negeri itu mempuntai pembayaran lebih murah dari swasta. akhirnya saya mendaftar di UNHAS dan Aya di UNM, teman yang lain saya tidak tau mereka lanjut kuliah atau tidak. fajar mengatakan kalau dia pengen kerja saja.
akhirnya saya pun ujian di UNHAS, dengan modal nekad dan keberanian karena tidak ada kepastian saya bisa kuliah walaupun lulus. begitu pun dengan aya yang juga melaksanakan ujian di UNM, tapi dia sih dijamin pasti akan kuliah. aya yang merupakan anak kepala yayasan sekolah SMA kami dulu.
PENGUMUMAN LAGI
pengumuman perguruan tinggi sudah keluar di koran - koran.
"alhamdulillah, saya lulus" ucapku setelah melihat pengumuman di koran
tapi teman saya si Aya tidak lulus di UNM. Aya tetap berusaha agar tetap bisa kuliah, aya mendaftar yang kedua kalinya di UNM dan lagi tidak lulus. tapi tidak berhenti disini, aya harus kuliah dan akhirnya kuliah di UIN fakultas Hukum dan Syari'ah.
BETUL - BETUL BERPISAH
perpisahan betul - betul terjadi, hanya saya, fajar, yusra dan randy yang tinggal tetanggaan yang masih sering bertemu. tapi saya yang sibuk kuliah dan juga mereka yang sibuk kerja membuat kami tidak seperti pertemuan dulu waktu sekolah.aya yang mempunyai tempat kuliah yang lumayan jauh dari tempat tinggal kami, otomatis kami jarang bertemu dengannya lagi.
semakin tualah kami, heheh. setahun berlalu, kabar diantara kami bersahabat sudah sangat jarang lagi ada. kami semua melaksanakan aktifitas masing - masing. saya merasa kalau mereka sudah tidak inga kami lagi, tapi saya juga berfikir kalau mereka juga berfikiran yang sama dengan saya.
sampai saat ini, mereka betul - betul sibuk. di kuliahnya dan dipekerjaannya. bahkan rencana yang berulang - ulang kami rencanakan untuk kumpul barena tidak pernah terjadi karena kesibukannya.
ku merindukan kalian sobat, semoga kalian juga mengingat sahabat - sahabat kalian.
kuharap, sampai mati kita ita semua selalu mengingat sobat -sobat dan tak pernah melupakannya.
selamat beraktifitas kawan,.
0 komentar:
Posting Komentar