CURHAT RONG

ulus di universitas seperti UNHAS, hal yang membanggakan bagi diriku. kegembiraan yang kurasakan pada saat itu sangat besar. hari demi hari, waktu lewat begitu saja, akhirnya dua semester berlalu, dan semester ganjil menjemput kehadiranku, penderitaan sudah mulai terasa sebagai seorang mahasiswa, dan mungkin hanya saya yang seperti ini. tiap hari cobaan datang dalam keluargaku, khususnya pada diriku ini. dua semester telah berlalu, semuanya baik-baik saja, nenek dan om membantu semua kekurangan saya. namun semester ini mereka semua lepas tangan, om menyuruhku cuti untuk bekerja sementara, apakah saya sebagai mahasiswa yang masih baru di unhas bisa cuti? belum, boleh di katakan kalau sya di unhas masih sangat hijo'. nenek yang tiap semester mengirim uang untuk pembayaran kuliah, ternyata sebagian dari itu uang pinjaman yang dia usahakan untuk saya. ibu dan ayah di rumah sudah sangat jarang lagi saya lihat senyumnya, mereka tiap malamnya hanya bisa ber cek cok mulut karena uang. saya melanjutkan pendidikan hanya membuat mereka menderita. padahal sebelumnya memang aku tidak di setujui untuk melanjutkan kuliah. mungkin, inilah balasan dari kenekatanku untuk melanjutkan kuliah yang kurang mendapat respon. jangankan makan di kampus, saat ini biaya kekampus pun susah saya dapatkan, detik demi detik, hari demi hari, waktu semakin berputar. namun hari ini musibah menimpah keluarga saya lagi.

setelah saya bangun pagi, saya melihat ayah yang tertidur dalam keadaan duduk di atas kursi, tak lama kemudian spontan air dan makanan keluar dari mulutnya dan akhirnya semua itu sakit yang sudah di deritanya tambah parah dan harus di rawat di rumah sakit, waktu kuliah tiba, saya pun berangkat kampus, namun ibu belum mengantar ayah ke rumah sakit, dan setelah saya di kampus, hpku berdering dan ternyata sms dari adikku "kak cepat pulang, sekarang saya da dirumah sendiri karena ibu ada di rumah sakit" saya masih belum bisa pulang karena masih ada kegiatan di kampus. beberapa menit kemudian hpku dering lagi, lagi-lagi dari adikku "kak cepat pulang saya lapar tidak ada makanan". saat itupun saya masih belum pulang karena masih ada rapat. fikiranku sudah hancur, walaupun di dedepan teman-teman saya sangat senang, bahkan seperti orang gila, goyang kesana kemari. ayah, yang hanya dia tulang punggung keluarga, yang mencari uang tiap hari dan uang pun hanya di dapatkan pada saat ia bekerja. dan sekarang dia terbaring di rumah sakit. fikiranku betl hancur, keadaan di rumah pasti berimbas pada kuliahku. air mata terus mengalir sambil menulis cerita ini. sampai larut malam, belum ada kabar dari rumah sakit. saya pun tidak bisa kerumah sakit karena tidak tau mereka ada di rumah sakit mana, mereka tidak ada yang punya hp untuk di hubungi. ya Allah, apakah ini tanda sayangmu pada keluarga kami, sehingga cobaan ini terus datang pada keluarga kami?. ya Allah saat ini saya dilema, apakah harus melanjutkan kuliah saya atau harus berhenti disini?.

aku sangat sayang ma mereka. apakah saya bisa membuat mereka bahagia setelah saya lulus nanti dengan harapan yang mereka inginkan. harapan yang mereka inginkan pasti bekerja di tempat yang baik, lebih dari pekerjaan yang telah di siapkan untuk anak SMA?. itu masih menjadi pertanyaan dalam hatiku. ia, dia bahagia pada saat melihat toga di atas kepalaku,. tapi itu hanya kebahagiaan sementara yang di rasakan mereka.. mereka pasti membutuhkan hasil dari apa yang selama ini mereka berikan padaku.

ya Allah saya berharap kuliahku tetap lanjut, berikanlah pekerjaan yang bisa membantu keluarga saya. pekerjaan itu sudah ada di depan mataku ya Allah, tapi untuk dapat bekerja saya malah membuat keluarga saya susah lagi, karena uang yang harus di pakai sebelum bekerja. satu orang yang sangat aku sayang dan sangat aku cintai selalu memberiku semangat untuk tetap melanjutkan kuliah dan juga memberi semangant untuk mencari kerja. juga temanku di EBS yang selalu memberiku semangat hidup. makasih semuanya